Bagaimana caranya menentukan bahwa suatu phrasal verb adalah separable (dapat dipisahkan) atau non-separable (tidak dapat dipisahkan)? Adakah trick khusus sehingga kita tidak salah menggunakannya dalam kalimat?

- Morello -

Answer:

Salah satu sebab kenapa bahasa Inggris kompleks adalah separable dan non separable phrasal verbs. Ada phrasal verb yang tidak boleh dipisahkan posisinya (non separable: “verb + preposition/adverb + noun“), ada yang dapat dipisahkan (separable: “verb + preposition/adverb + noun” atau “verb + noun/pronoun + preposition/adverb + noun”), dan ada juga yang mutlak separated (selalu : “verb + noun/pronoun + preposition/adverb”, tetapi tidak boleh “verb + preposition/adverb + noun”). Kompleks karena tidak ada general rules (ketentuan yang dapat berlaku umum), sebab rule yang satu tidak dapat digunakan di phrasal verb yang lain, begitu juga sebaliknya.

Sebagai contoh, turn on bisa separable, bisa juga mutlak separated (harus terpisahkan). Turn on adalah separable kalau artinya “menghidupkan/menyalakan”, tetapi akan mutlak separated kalau artinya “merangsang/membuat merangsang”.

    Please turn the TV on! (Tolong hidupkan/nyalakan TV-nya). CORRECT
    Please turn on the TV! (Tolong hidupkan/nyalakan TV-nya). CORRECT
    That picture turns me on. (Foto itu membuatku terangsang). CORRECT
    That picture turns on me. (Foto itu membuatku terangsang?). INCORRECT

Namun demikian, berikut adalah beberapa TIPS dalam menentukan apakah sebuah phrasal verb adalah non separable, separable, atau mutlak separated.

1. SELALU NON SEPARABLE kalau kalimatnya tidak ada object (kalimat intransitif). Yang ini sudah pasti karena pemisahnya saja sudah tidak ada.

Contoh:

    I usually get up at 6 o’clcok in the morning. (Aku biasanya bangun jam 6 pagi)
    He ran away from home. (Dia kabur dari rumah)
    Her car broke down on the way to work. (Mobilnya mogok dalam perjalan ke kantor/tempat kerja).

2. SELALU NON SEPARABLE kalau phrasal verb-nya terdiri dari 3 kata.

Contoh:

    She suddenly held on to my arms when the electric was down. (Dia tiba-tiba memegang erat tanganku ketika listrik padam).
    We broke up because I couldn’t put up with her excessive jealousy no more. (Kami putus karena aku tidak dapat mentoleransi (tidak tahan) lagi dengan kecemburuannya yang berlebihan).
    I am looking forward to meeting her. (Aku sangat menantikan bertemu dengannya).

3. UMUMNYA SEPARATED kalau object kalimat berupa object pronoun (i.e. him, her, me, them, you, us, it). Dengan mengganti object pada contoh “turn on” di atas dengan object pronoun, maka:

    Please turn it on! (Tolong hidupkan/nyalakan TV-nya). CORRECT
    Please turn on it! (Tolong hidupkan/nyalakan TV-nya). INCORRECT
    That picture turns me on (Foto itu membuatku terangsang). CORRECT

4. Jika kita tidak yakin apakah phrasal verb itu separable atau tidak, maka akan jauh lebih aman jika digunakan pola “verb + preposition/adverb + noun” karena jumlah phrasal verb yang mutlak separated adalah sangat sedikit,. Dengan catatan, jangan gunakan kata ganti sebagai object kalimat (TIPS 3).

5. Create a feeling tentang penggunaan masing-masing phrasal verb, baik dengan mendengarkan conversation (misalnya, di film), maupun dengan mencari contoh-contoh kalimatnya di internet.

0 komentar:

GREEN DAY VIDEO






My Blog List

Popular Posts

Pengikut